Jakarta ---
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan sensus kepada
pemangku kepentingan pendididikan terhadap kurikulum 2013 pada akhir
2013 lalu. Dari hasil sensus tersebut diketahui, masyarakat memberi
respon positif terhadap pelaksanaan kurikulum 2013.
“Kurikulum 2013 dapat sorotan sangat bagus di awal
implementasinya, karena diragukan. Tapi setelah melakukan sensus, dan
responnya baik, kami semakin confident,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, akhir tahun lalu, di Jakarta.
Sensus ini melibatkan lebih dari 76 ribu responsen
dari komponen siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, komite sekolah,
hingga pengawas. Adapun yang ditanyakan kepada siswa seputar dampak
implementasi kurikulum 2013. Misalnya, apakah kurikulum 2013 membangun
karakter siswa? Atau, apakah kurikulum 2013 membangun semangat belajar
siswa?
Dari hasil sensus diketahui, menurut para guru SD,
sebanyak 82,54 persen guru menjawab kurikulum 2013 dapat membangun
karakter siswa, dan 86,38 guru SMP menyatakan kurikulum 2013 lebih
menarik sehingga anak lebih tertarik untuk belajar.
“Kalau jawabannya hampir semua iya, tidak ada cara lain kecuali (kurikulum 2013) diterapkan 100 persen,” kata Mendikbud.
Mendikbud mengatakan, penetapan implementasi
kurikulum 2013 secara masif telah diputuskan dalam rapat wapres di akhir
tahun 2013. Ia menambahkan, keputusan tersebut diambil karena hasil
sensus menunjukkan gradasi positif. “Kalau hasilnya cuma 60 persenan,
kita tidak berani,” tuturnya.
Selain sensus dampak kurikulum 2013 terhadap
siswa, materi lain dalam sensus tersebut adalah dampak terhadap guru.
Diketahui, guru-guru masih kesulitan dalam pembuatan RPP. Untuk itu,
dalam pelatihan yang diadakan ke depan, pembuatan RPP akan menjadi salah
satu agenda utama.
Demikian pula untuk kepala sekolah, dalam hasil
sensus tersebut kepala sekolah diminta lebih aktif dalam melakukan
supervisi. “Semua akan kita perbaiki,” pungkasnya.
Sumber: Kemdikbud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar